Tag
Bandung Mawardi, buku sejarah, buku sekolah, gairah sejarah, israel, J.B. Wolters, Sejarah, timur tengah, yunani
Bandung Mawardi
Para pelajar di masa 1950-an tentu melek sejarah, memiliki bacaan-bacaan ampuh dan mengesankan ketimbang buku-buku pelajaran sejarah produksi Orde Baru. Aku sudah mengumpulkan puluhan buku pelajaran sejarah di masa 1950-an dan 1960-an, menemukan ada representasi edukasi sejarah secara memikat. Buku-buku pelajaran sejarah tak dimaksudkan membentuk kepatuhan atau bebalisme atas ulah manipulatif penguasa. Sejarah terbaca sebagai undangan mengerti dunia, Indonesia, diri….
Buku berjudul Dari Panggung Peristiwa dan Sedjarah Dunia II: Daerah Sekitar Laut Tengah-Eropah (J.B. Wolters, 1952) susunan H.J. Van den Berg, H. Kroeskamp, I.P. Simandjoentak adalah bukti penghadiran buku untuk pengembaraan sejarah bagi para murid di Indonesia. Aku tergoda untuk menjadi murid di masa lalu, mendapat buku tebal dan berat. Buku berisi sejarah dari pelbagai penjuru negeri, berhias gambar dan foto. Aku merasa iri. Aduh! Buku itu tentu bakal jadi memori awet dan terwariskan. Aku malah tidak ingat buku-buku pelajaran sejarah saat bersekolah di masa Orde Baru: wagu dan tak pantas jadi memori.
Pengajaran sejarah di sekolah mungkin semakin jelek jika mengingat agenda-agenda “licik” di masa Orde Baru. Sejarah adalah modal menopang kekuasaan dan mencipta stabilitas politik. Buku pelajaran jadi medium meresapkan pamrih-pamrih penguasa, berdalih mengingat masa lalu meski dimanipulasi. Aku terlalu curiga! Aku cuma ingin memupus iri dan kekaguman bacaan para pelajar di masa 1950-an.
Para penulis memberi keterangan: “Kesulitan jang kami hadapi pada permulaan sekali ialah memilih tjaranja kami mendjadikan peladjaran sedjarah ini kepada murid-murid…” Kesulitan memilih cara dirampungi dengan pengisahan biografis para tokoh sejarah dunia. Buku Dari Panggung Peristiwa dan Sedjarah Dunia bisa dianggap buku pelajaran terbaik di Indonesia, merujuk ke model sajian edukasi dan materi. Aku tampak berlebihan memberi pujian. Oh!
Halaman-halaman awal menghadirkan sejarah Mesir. Pembaca bakal menemukan tokoh-tokoh besar di masa silam, dari penguasa sampai cendekiawan. Sajian berlanjut ke sejarah Israel. Aku menduga bab ini sulit tampil di buku pelajaran masa Orde Baru. Kata “Israel” sering menimbulkan sentimen, polemik, kebencian. Aku beruntung mendapat buku pelajaran sejarah lawas tak sungkan memuat bab tentang sejarah Israel. Bab ini mengisahkan Hammurabi, Musa, Daud, kaum Yahudi…
Aku berharap buku ini mengalami cetak ulang di abad XXI. Orang-orang bisa menaruh buku ini di atas meja bersama buku-buku pelajaran sejarah produksi terbaru. Perbandingan kualitas tentu terlihat mencolok. Aku tak ingin terlalu memihak ke buku lawas. Buku dari masa 1950-an ibarat pembuktian zaman intelektual di saat revolusi berjalan di jalan pengharapan.
Pembahasan tentang sejarah peradaban Yunani kental urusan filsafat, sastra, politik. Aku menduga para murid saat membaca bab ini mendapat keberlimpahan informasi, memukau dan sugestif agar ada kemauan belajar secara serius. Pemuatan gambar-gambar semakin merangsang pembaca mengimajinasikan Yunani: negeri para pemikir dan pembentuk peradaban di dunia.
Aku tertarik membaca bab tentang Kalif Harun Ar Rasjid. Aku telah rampung membaca buku Kejayaan Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid: Kemajuan Peradaban Dunia pada Zaman Keemasan Islam (2013) garapan Benson Bobrick. Aku merasa ada pertemuan tema dan tokoh antara buku lawas dan buku baru. Kutipan dari buku lawas: “nama kalif Harun Ar Rasjid sebenarnja lebih terkenal karena tjeritera-tjeritera dalam ‘Seribu Satu Malam’. Jang menarik perhatian kita tentang buku itu – jang mentjeritakan keadaan di dunia Timur – ialah: buku jang mentjeritakan kedjadian di Timur, djauh lebih banjak dibatja orang didunia Barat! Buku tadi diterbitkan kira-kira seratus tahun setelah kalif Harun mangkat. Tetapi buku jang dikenal dalam bentuknja jang sekarang ini ialah kitab ‘Seribu Satu Malam’ jang diselesaikan dalam abad keempatbelas…”
Buku Dari Panggung Peristiwa dan Sedjarah Dunia mirip buku babon bagi keinginan orang-orang Indonesia untuk mengetahui dunia di masa lampau. Buku bertaburan kata dan gambar, mengajak pengembaraan ke negeri-negeri jauh: bertemu tokoh dan “mengalami” keajaiban-keajaiban dari narasi sugestif. Aku tak segan menganggap buku ini “puncak pembelajaran sejarah” di Indonesia. Buku ampuh-berkhasiat jadi bacaan para pelajar di sekolah menengah… Hebat!
Buku ini telah dijadikan sebagai “koleksi antik” bagi para pengenang masa lalu. Para peminat sejarah dan kolektor sering mencari dan mendapat “tuah” jika berhasil memiliki buku Dari Panggung Peristiwa dan Sedjarah Dunia. Buku terbitan J.B. Wolters ini juga mengesankan ada aura literasi. Aku memiliki puluhan koleksi buku terbitan J.B. Wolters, memukau dan mengandung pesona. Jenis kertas, sampul, jenis huruf selalu khas. Materi-materi terbitan buku tak sembarangan. Aku bakal memiliki misi tambahan: melacak informasi-informasi tentang penerbit J.B. Wolters. Informasi-informasi diolah ke dalam esai kecil: bentuk penghormatan literasi.
Agenda mengoleksi buku pelajaran sejarah dari masa 1950-an dan 1960-an membuatku merasa ada kenikmatan pengembaraan sejarah, berlaku sebagai murid: bermodal kekaguman dan penasaran. Buku Dari Panggung Peristiwa dan Sedjarah Dunia adalah buku terpilih, memberi optimisme bahwa belajar sejarah harus bergairah. Begitu